Jumat, 18 Oktober 2013

PENDEKATAN PROSES



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
            Mendidik merupakan suatu proses yang bertanggung jawab untuk menjadikan seorang siswa menjadi seorang anak yang pintar didalam proses belajar mengajar. Guru sebagai penggerak terlaksananya proses belajar mengajar seharusnya tidak hanya menggunakan strategi yang berdasar pada informasi saja, sehingga membuat siswa kurang mempunyai inisiatif dan tidak dibiasakan untuk mendapatkan pengetahuan melalui usaha dan pengalaman siswa itu sendiri. Hal ini di karenakan peran siswa lebih banyak hanya menerima informasi dari guru yang kemudian dihafal untuk ujian atau mendapatkan nilai.  
Perubahan paradigma guru dalam mengajar seperti ini perlu diubah. Perubahan yang dimaksud adalah memberdayakan siswa selalu aktif dalam pembelajaran melalui penerapan pendekatan pembelajaran yang dapat mengoptimalkan motivasi belajar siswa sehingga hasil yang diperoleh dapat ditingkatkan. Salah satu pendekatan yang digunakan adalah pendekatan keterampilan proses.
Pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan belajar mengajar yang mengarahkan kepada pengembangan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa (Usman & Lilis Setiawati, 1993).
Pendekatan keterampilan proses sebagai pendekatan yang menekankan pada penumbuhan dan pengembangan sejumlah keterampilan tertentu pada diri siswa agar mampu memproses informasi sehingga ditemukan hal-hal yang baru yang bermanfaat baik berupa fakta, konsep, maupun pengembangan sikap dan nilai.
Untuk dapat memahami suatu fakta maupun konsep biasanya peserta didik perlu bekerja dengan objek-objek yang konkret, melakukan eksplorasi, manipulasi ide, sehingga memperoleh data-data, tidak sekedar menghafal. Pendekatan factual dan pendekatan konseptual dalam pembelajaran lebih mengutamakan produk ilmu pengetahuan alam. Untuk itulah dalam pembelajaran sains perlu pendekatan proses. Pendekatan proses dalam pembelajaran sains didasarkan atas pengamatan terhadap apa yang dilakukan oleh ilmuwan. Proses-proses yang dijabarkan dari kegiatan apa yang dilakukan oleh seorang ilmuwan itu yang disebut keterampilan proses (Nurhayati, 2011).
Biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang bersifat sains, dalam pembelajaran sains menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung baik menggunakan eksperimen maupun observasi atau lainnya. Melalui pendekatan keterampilan proses, siswa diharapkan memahami konsep-konsep yang dipelajari benar-benar berdasarkan pemahaman dan berdasarkan kerja siswa Pendekatan keterampilan proses perlu diperkenalkan kepada siswa secara lebih mendetail, karena pendekatan ini membuat siswa aktif dalam mempelajari suatu konsep biologi dan saling bekerja sama dengan teman-teman di kelasnya.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan pendekatan keterampilan proses?
2.      Apa sajakah jenis-jenis pendekatan keterampilan proses?
3.      Bagaimanakah langkah- langkah dalam pelaksanaan pendekatan keterampilan proses?
4.      Apakah kelebihan dan kekurangan dari penerapan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran?
5.      Bagaimanakah implementasi pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui jenis-jenis dari pendeketan keterampilan proses.
2.      Untuk mengetahui langkah-langkah dalam pelaksanaan pendekatan keterampilan proses.
3.      Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari penerapan pendekatan keterampilan proses.
4.      Untuk mengetahui implementasi pendekatan keterampilan proses.






BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pendekatan Keterampilan Proses
Belajar mengajar dipandang sebagai suatu proses yang harus dialami oleh setiap siswa. Belajar mengajar tidak hanya menekankan kepada apa yang dipelajari, tetapi juga menekankan kepada bagaimana ia harus belajar. Oleh karena itu, untuk memenuhi hal tersebut, pendekatan belajar mengajar yang harus digunakan adalah pendekatan keterampilan proses. Sebagai konsekuensi dari pendekatan keterampilan proses ini, maka siswa berperan selaku subjek dalam belajar. Siswa bukan sekadar  penerima informasi, tetapi sebaliknya sebagai pencari informasi.
Keterampilan proses merupakan kemampuan siswa untuk mengelola (memperoleh) yang didapat dalam kegiatan belajar mengajar yang memberikan kesempatan seluas-luasnya pada siswa untuk mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian, mengkomunikasikan hasil perolehan tersebut.
Pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses belajar mengajar yang menuntut aktivitas peserta didik dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap serta dapat menerapkannya dalam  kehidupan sehari-hari (Mulyasa, 2005).

Dimyati (2002) mengungkapkan bahwa pendekatan keterampilan proses bukanlah tindakan instruksional yang berada diluar jangkauan kemampuan peserta didik. Pendekatan ini justru bermaksud mengembangkan kemampuan- kemampuan yang dimiliki peserta didik.
Sedangkan menurut Semiawan (1990), keterampilan proses adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan kemampuan- kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga para ilmuan berhasil menemukan sesuatu yang baru.
Pendekatan ini merupakan suatu pendekatan yang didasarkan atas suatu pengamatan, proses-proses ini dijabarkan dari pengamatan terhadap apa yang dilakukan oleh seorang guru disebut pendekatan ketrampilan proses. Dalam ketrampilan proses ini guru diharapkan bisa memaksimalkan perannya, diupayakan agar siswa terlibat langsung dan aktif. Sehingga siswa dapat mencari dan menemukan konsep serta prinsip berdasar dari pengalaman yang dilakukannya.
Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual, dan social. Keterampilan kognitif atau intelektual terlibat karena dengan melakukan keterampilan proses siswa menggunakan pikirannya. Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan proses karena mungkin mereka melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan atau perakitan alat. Dengan keterampilan sosial dimaksudkan bahwa mereka berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan keterampilan proses, misalnya mendiskusikan hasil pengamatan (Nuryani, dkk. 2003).
Dimyati (2002) mengatakan bahwa pendekatan keterampilan proses dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh siswa adalah :
Ø  Pendekatan keterampilan proses memberikan kepada pengertian yang tepat tentang hakekat ilmu pengetahuan siswa dapat mengalami rangsangan ilmu pengetahuan dan dapat lebih baik mengerti fakta dan konsep ilmu pengetahuan.
Ø  Mengajar dengan keterampilan proses berarti memberi kesempatan kepada siswa bekerja dengan ilmu pengetahuan tidak sekedar menceritakan atau mendengarkan cerita tentang ilmu pengetahuan.
Ø  Menggunakan keterampilan proses untuk mengajar ilmu pengetahuan membuat siswa belajar proses dan produk ilmu pengetahuan sekaligus.
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan belajar mengajar yang mengarah pada pengembangan kemampuan dasar berupa mental fisik, dan sosial untuk menemukan fakta dan konsep  maupun pengembangan sikap dan nilai melalui proses belajar mengajar yang telah mengaktifkan siswa sehingga mampu menumbuhkan sejumlah keterampilan tertentu pada diri peserta didik. Oleh karena itu, siswa harus aktif dan terampil untuk mampu mengelola perolehannya, hasil belajarnya atau pengalamannya.

B.     Jenis-jenis Pendekatan Keterampilan Proses

Keterampilan proses terdiri dari dua kelompok keterampilan yaitu: (1) keterampilan proses dasar dan (2) Keterampilan proses terintegrasi. Mengajarkan keterampilan proses kepada peserta didik adalah memberikan kesempatan kepada mereka untuk melakukan kegiatan ilmu pengetahuan alam dan tidak memberikan pengetahuan alam itu. Peserta didik harus benar-benar melakukan observasi, mengukur, menarik kesimpulan dan seterusnya. Singkatnya setiap peserta didik harus bertindak sebagai seorang ilmuwan.
1.      Keterampilan Proses Dasar
Ada beberapa kegiatan yang termasuk keterampilan proses dasar, sebagai berikut :
a.      Observasi
Kegiatan observasi adalah peserta didik melakukan pengamatan terhadap objek dan fenomena alam dengan menggunakan indera: penglihatan, perabaan, pembauan, pendengaran, dan pengecapan. Informasi yang mereka peroleh dari observasi itu, dapat menimbulkan rasa ingin tahu, pertanyaan, pemikiran, interpretasi tentang lingkungan dan investigasi lebih lanjut. Kemampuan melakukan observasi merupakan keterampilan yang paling mendasar dalam sains dan perlu pengembangan keterampilan lain.
Kegiatan yang dapat dilakukan yang berkaitan dengan kegiatan mengobservasi misalnya menjelaskan sifat- sifat yang dimiliki oleh benda- benda, sistem- sistem, dan organisme hidup. Sifat yang dimiliki ini dapat berupa tekstur, warna, bau, bentuk ukuran, dan lain- lain. Contoh yang lebih konkret, seorang guru sering membuka pelajaran dengan menggunakan kalimat tanya seperti apa yang engkau lihat ? Atau bagaimana rasa, bau, bentuk, atau tekstur? Atau mungkin guru menyuruh siswa untuk menjelaskan suatu kejadian secara menyeluruh sebagai pendahuluan dari suatu diskusi.
b.      Klasifikasi
Klasifikasi adalah keterampilan proses yang merupakan inti pembentukan konsep. Untuk dapat memahami berbagai macam objek, peristiwa, makhluk hidup dan sebagainya, kita memerlukan penataan dan keteraturan. Keteraturan dapat kita ciptakan, jika kita mengenal persamaan, perbedaan, kemidian kita menggolongkan objek dengan objek yang lain. Setiap cara penggolongan itu harus memiliki manfaat terutama untuk memudahkan mengenal suatu objek. Itulah sebabnya kita melakukan klasifikasi.
Bentuk- bentuk yang dapat dilakukan untuk melatih keterampilan ini misalnya memilih bentuk- bentuk kertas, yang berbentuk kubus, gambar- gambar hewan, daun- daun, atau kancing- kancing berdasarkan sifat- sifat benda tersebut. Sistem- sistem klasifikasi berbagai tingkatan dapat dibentuk dari gambar- gambar hewan dan tumbuhan (yang digunting dari majalah) dan menempelkannya pada papan buletin sekolah atau papan panjang di kelas.
Contoh kegiatan yang lain adalah dengan menugaskan siswa untuk membangun skema klasifikasi sederhana dan menggunakannya untuk klasifikasi organisme- organisme dari carta yang diperlihatkan oleh guru, atau yang ada didalam kelas, atau gambar tumbuh- tumbuhan dan hewan- hewan yang dibawa murid sebagai sumber klasifikasi.
c.       Komunikasi
Kemampuan melakukan komunikasi dengan orang lain merupakan dasar bagi segala hal yang kita kerjakan. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan. Komunikasi merupakan dasar untuk memecahkan masalah. Komunikasi yang paling baik adalah jelas dan tepat, sehingga perlu menggunakan keterampilan yang harus dikembangkan dan dipraktekkan. Semua orang perlu untuk berkomunikasi untuk memenuhi kebutuhannya, sehingga bisa hidup dengan baik.
Kegiatan untuk keterampilan ini dapat berupa kegiatan membaut dan menginterpretasi informasi dari grafik, chart, peta, gambar, dan lain- lain. Misalnya siswa mengembangkan keterampilan mengkomunikasikan deskripsi benda-benda dan kejadian tertentu secara rinci. Siswa diminta untuk mengamati dan mendeskripsikan beberapa jenis hewan- hewan kecil (seperti ukuran, bentuk, warna, tekstur, dan cara geraknya), kemudian siswa tersebut menjelaskan deskripsi tentang objek yang diamati di depan kelas.
d.      Pengukuran
Untuk dapat melakukan observasi kuantitatif, diperlukan keterampilan pengukuran. Satuan pengukuran yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah meter, kilogram atau jabarannya. Para peserta didik perlu dilatih melakukan pengukuran dengan menggunakan berbagai alat, misalnya timbangan takaran, mistar, thermometer dan sebagainya. Begitu pula perlu dilatih menggunakan dengan teliti, sehingga diperoleh hasil pengukuran yang sebenarnya, jangan ditambah atau dikurangi.
Melakukan latihan pengukuran, bisa menggunakan alat ukur yang dibuat sendiri atau dikembangkan dari benda- benda yang ada disekitar. Sedangkan pada tahap selanjutnya, menggunakan alat ukur yang telah baku digunakan sebagai alat ukur. Sebagai contoh, dalam penguran jarak, bisa menggunakan potongan kayu, benang, ukuran tangan, atau kaki sebagai satuan ukurnya. Sedangkan dalam pengukuran isi, bisa menggunakan biji- bijian atau kancing yang akan dimasukkan untuk mengisi benda yang akan diukur.
Contoh kegiatan mengukur dengan alat ukur standar/ baku adalah siswa memperkirakan dimensi linear dari benda- benda (misalnya yang ada di dalam kelas) dengan menggunakan satuan centimeter (cm), dekameter (dm), atau meter (m). Kemudian siswa dapat menggunakan meteran (alat ukur, mistar atau penggaris) untuk pengukuran benda sebenarnya.
e.       Penarikan Kesimpulan (Inferensi)
Jika suatu observasi merupakan pengalaman yang diperoleh peserta didik melalui indera (satu atau lebih), maka penarikan kesimpulannya adalah penjelasan atau interpretasi suatu observasi. Misalnya, kita mempunyai seorang tetangga berusia lanjut, terlihat setiap pagi berjalan-jalan sama salah seorang cucunya. Sudah tiga hari tetangga itu tidak terlihat. Tadi pagi terlihat cucunya datang bersama seorang dokter. Nah, dari hal-hal seperti itu, kita dapat menduga bahwa tetangga itu sedang sakit. Kemudian kita melakukan observasi langsung melihat kerumahnya dan melihat bahwa dia benar sakit.
Setelah itu kita menarik kesimpulan bahwa tetangga tua itu sakit. Jadi penarikan kesimpulan merupakan usaha untuk menginterpretasi atau menjelaskan seperangkat observasi. Penarikan kesimpulan merupakan suatu pernyataan atau anggapan mengenai sesuatu sesuai dengan bukti-bukti yang ada.
Contoh kegiatan lain untuk mengembangkan keterampilan ini adalah dengan menggunakan suatu benda yang dibungkus sehingga siswa pada mulanya tidak tahu apa benda tersebut. Siswa kemudian mengguncang- guncang bungkusan yang berisi benda itu, kemudian menciumnya dan menduga apa yang ada di dalam bungkusan ini. Dari kegiatan ini, siswa akan belajar bahwa akan muncul lebih dari satu jenis inferensi yang dibuat untuk menjelaskan suatu hasil observasi. Disamping itu juga belajar bahwa inferensi dapat diperbaiki begitu hasil observasi dibuat.
f.       Prediksi
Prediksi adalah ramalan berdasarkan analisis hasil observasi untuk masa yang akan dating. Prediksi sangat berkaitan dengan observasi, penarikan kesimpulan dan klasifikasi. Prediksi didasarkan atas observasi yang seksama dan penarikan kesimpulan yang sahih mengenai hubungan antara peristiwa-peristiwa yang diobservasi.
Jadi dapat dikatakan bahwa memprediksi sebagai menyatakan dugaan beberapa kejadian mendatang atas dasar suatu kejadian yang telah diketahui. Contoh kegiatan untuk melatih kegiatan ini adalah memprediksi berapa lama (dalam menit, atau detik) lilin yang menyala akan tetap menyala jika kemudian ditutup dengan toples (dalam berbagai ukuran) yang ditelungkupkan.
2.      Keterampilan Proses Terintegrasi
Keterampilan proses terintegrasi meruapakan lanjutan dari keterampilan proses dasar, sehingga peserta didik harus memahami atau menguasai terlebih dahulu keterampilan proses dasar, kemudian dilanjutkandengan keterampilan proses terintegrasi. Keterampilan proses dasar merupakan dasar intelektual untk pemecahan masalah, sedangkan keterampilan terintegrasi meruapakan alat yang siap pakai jika orang akan memecahkan masalah. Berikut ini diuraikan beberapa keterampilan yang termasuk keterampilan proses terintegrasi.
a.      Mengidentifikasi Variabel
Mengidentifikasikan varibel berarti menandai karakteristik variabel eksperimen/ penelitian. Misal eksperiman tentang pengaruh air terhadap pertumbuhan biji. Perlu dibuat kejelasan tentang karakteristik air dan biji. Mengendalikan variabel berarti memanipulasi dan mengakomodasikan variabel sesuai dengan karakteristik yang telah diidentifikasi. Misal dalam eksperimen tentang pengaruh air terhadap pertumbuhan biji, ternyata ada variabel lain yang mempengaruhi pertumbuhan biji selain air, yaitu cahaya dan suhu. Oleh karena itu, pada saat bereksperimen tentang pengaruh air terhadap pertumbuhan biji, maka suhu dan cahaya dikondisikan konstan.



Ada tiga jenis variabel di dalam eksperimen/ penelitian:
1.      Variabel bebas yaitu variabel yang sengaja diubah-ubah.
2.      Variabel tergantung (terikat) yaitu varibel yang nilainya bergantung pada variabel bebas. Variabel tergantung akan berubah-berubah jika variabel bebasnya diubah-ubah.
3.      Variabel terkontrol yaitu variabel yang sengaja dibuat konstan.
b.      Menyusun Data Dalam Tabel
Penyusunan data ke dalam table adalah untuk mengorganisasikan sejumlah informasi dengan cara yang mangkus. Jika suatu investigasi dilakukan, maka pengukuran waktu, berat benda, tekanan udara, kecepatan kendaraan, titik didih cairan dan sebagainya adalah data. Agar dapat diolah lebih lanjut data itu disusun dalam suatu table.
c.       Menyusun Grafik
Gambar biasanya memberikan lebih banyak informasi daripada kalimat-kalimat. Seringkali suatu informasi lebih muda dapat dikomunikasikan dengan gamabar daripada dengan kalimat-kalimat lisan atau tertulis, misalnya data mengenai lama pemanasan dan suhu air seperti yang dikemukakan diatas kiranya dapat lebih mudah dibaca dengan menggunakan suatu grafik.
d.      Menggambarkan Hubungan Diantara Variabel-variabel
Setelah mampu menyusun data dalam table dan membuat grafik keterampilan berikutnya yang harus dipelajari peserta didik adala menggambarkan hubungan antara variable yang satu dengan variable yang lain. Untuk dapat menggambarkan bagaimana hubungan antara variable yang satu dengan yang lain, yang harus dilakukan peserta didik adalah sebagai berikut :
1.      Membuat grafik data
2.      Menarik garis yang paling cocok
3.      Menilis suatu pernyataan mengenai hubungan antara satu variable dengan variable lainnya.
e.       Memperoleh dan Memproses Data
Peserta didik harus mampu mendapatkan data sendiri, kemudian mereka memproses atau mengolah data tersebut. Data itu dapat dicari lewat investigasi atau eksperimen dengan melakukan observasi. Kemudian disusun dalam table, membuat grafik, menggambarkan hubungan antara variable yang satu dengan variable yang lain, dan dproses data tersebut untuk menentukan hasil eksperimen peserta didik.
f.       Menganalisis investigasi
Sebelum dapat merancang suatu investigasi, peserta didik perlu mengenali bagian-bagian dari investigasi itu, misalnya yang menyangkut variable-variabel yang dipelejari, hipotesis yang akan diuji dan sebagainya. Analisis investigasi mencakup hal-hal sebagai berikut : (a) mengidentifikasi variable-variable bebas, terikat dan terkendalikan dalam suatu eksperimen (b) mengidentifikasi hipotesis yang akan diuji (c) cara menguji hipotesis.



g.      Menyusun Hipotesis
Hipotesa merupakan dugaan sementara sebagai arahan dalam melakukan eksperimen/ penelitian. Isi pernyataan dalam hipotesa mengandung dugan tentang hubungan alasan yang mungkin ditemukan dalam eksperiman/ penelitian. Salah satu contoh hipotesa: “ pada suhu dan cahaya yang konstan, pertumbuhan biji akan makin baik jika air makin banyak”.
h.       Merumuskan Variabel-variabel Secara Opearasional
Untuk mengetahui cara pengukuran setiap variable yang akan diteliti, maka terlebih dahulu peneliti akan menyusun definisi-definisi operasional setiap variable. Oleh karena itu, para peserta didik harus mendapat latihan yang cukup tentang cara merumuskan variable secara oprasional.
i.        Melakukan Eksperimen
Suatu eksperimen dapat diawali dengan suatu pertanyaan. Beberapa tahap yang perlu ditempuh untuk menjawab pertanyaan yang telah diajukan terdahulu dapat mencakup: mengidentifikasi variable, merumuskan hipotesis, mengidentifikasi variable dan mengetahui variable yang harus dikendalikan, membuat definisi operasional, meranvang investigasi, mengumpulkan data dan menafsirkan data. Kegiatan eksperimen pada pembelajaran sains sangat baik karena melatih atau menggunakan banyak keterampilan proses.



C.    Langkah-Langkah Pendekatan Keterampilan Proses
Suryosubroto (2002), menyatakan bahwa ada langkah-langkah yang harus dilalui oleh seorang guru dalam menggunakan keterampilan proses diantaranya:
1)      Pemanasan, bertujuan untuk mengarahkan siswa pa da pokok permasalahan agar setiap siswa siap, baik secara mental, emosional maupun fisik. Kegiatan ini antara lain:
Ø  Pengulasan langsung pengalaman yang pernah dialami siswa maupun guru;
Ø  Pengulasan bahan pengajaran yang pernah dipelajari pada waktu sebelumnya
Ø  kegiatan-kegiatan yang menggugah dan mengarahkan perhatian siswa antara lain meminta pendapat/ saran siswa, menunjukkan gambar, slide, film atau benda lain.
2)      Proses belajar mengajar, hendaknya selalu mengikutsertakan siswa secara aktif guna mengembangkan kemampuan-kemampuan siswa antara lain kemampuan mengamati, menginterpretasikan, meramalkan, mengaplikasikan konsep, merencanakan dan melaksanakan penelitian, serta mengkomunikasikan hasil penemuannya
D.    Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Keterampilan Proses
Adapun kelebihan dari penerapan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran, yaitu :
1)       merangsang ingin tahu dan mengembangkan sikap ilmiah siswa
2)      Siswa akan aktif dalam pembelajaran dan mengalami sendiri proses mendapatkan konsep,
3)      Pemahaman siswa lebih mantap.
4)      siswa terlibat langsung dengan objek nyata sehingga dapat mempermudah pemahaman siswa terhadap materi pelajaran,
5)       siswa menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari,
6)       melatih siswa untuk berpikir lebih kritis,
7)       melatih siswa untuk bertanya dan terlibat lebih aktif dalam pembelajaran,
8)      mendorong siswa untuk menemukan konsep-konsep baru,
9)       memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menggunakan metode ilmiah.
Sedangkan kekurangan dari pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :
1)      Membutuhkan waktu yang relative lama untuk melakukannya
2)      Jumlah siswa dalam kelas harus relative kecil, karena setiap siswa memerlukan perhatian dari guru.
3)      Memerlukan perencanaan dengan teliti.
4)      Tidak menjamin setiap siswa akan dapat mencapai tujuan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
5)      Sulit membuat siswa turut aktif secara merata selama proses berlangsungnya pembelajaran.




E.     Implementasi Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran
Implementasi keterampilan proses dalam pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung sehingga siswa tidak hanya pasif menerima penjelasan dari guru. Penerapan keterampilan proses agar siswa lebih aktif dapat dilakukan dengan memberi pengertian pada siswa tentang hakekat ilmu pengetahuan, sehingga siswa paham bahwa pengetahuan tidak hanya dipelajari tetapi juga diterapkan dalam kehidupan. Cara lain yang bisa dilakukan yaitu memberikan kesempatan siswa untuk bekerja dengan ilmu pengetahuan misalnya dengan melaksanakan praktikum sehingga membuat siswa belajar proses dan produk ilmu pengetahuan sekaligus.
Keterampilan intelektual dan keterampilan fisik diperlukan ketika siswa berupaya untuk menerapkan gagasan mereka pada situasi baru. Tentunya Hal ini perlu didukung oleh guru, atau guru berperan dalam mengembangkan keterampilan proses siswa. Penerapan keterampilan proses hendaknya terlihat pada setiap atau beberapa komponen pengajaran, Adapun peranan guru dalam mengembangkan pendekatan keterampilan proses ini adalah sebagai berikut :
1)      Guru membimbing dan mendidik siswa untuk lebih terampil dalam menggunakan pengalaman, pendapat, dan hasil temuannya. Dengan cara menjelaskan bahan pelajaran yang diikuti dengan alat peragakan, demonstrasi, gambar, modal, bangan yang sesuai dengan keperluan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengembangkan kemampuan mengamati dengan cepat, cermat dan tepat.
2)      menghidupkan suasana belajar yang kondusif sehingga mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif. Dengan merumuskan hasil pengamatan dengan merinci, mengelompokkan atau mengklasifikasikan materi pelajaran yang diserap dari kegiatan pengamatan terhadap bahan pelajaran tersebut.
3)      Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menantang sehingga siswa terdorong untuk meneliti dan mencari jawaban atas pertanyaan tersebut.
4)      Guru memancing keterlibatan siswa dalam belajar. Seperti meramalkan sebab akibat kejadian perihal atau peristiwa lain yang mungkin terjadi di waktu lain atau mendapat suatu perlakuan yang berbeda.
5)      Guru harus memberikan semangat yang tinggi kepada siswa dalam mengajar.
6)      Guru melakukan komunikasi yang efektif dan memberikan informasi yang jelas, tepat, dan tidak samar-samar pada siswa. Seperti mengkomunikasikan hasil kegiatan kepada siswa dengan diskusi, ceramah, mengarang dan lain-lain.
7)      Guru mendorong siswa untuk dapat menyimpulkan suatu masalah, peristiwa berdasarkan fakta, konsep, dan prinsip yang diketahui.







BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan belajar mengajar yang mengarah pada pengembangan kemampuan dasar berupa mental fisik, dan sosial untuk menemukan fakta dan konsep  maupun pengembangan sikap dan nilai melalui proses belajar mengajar yang aktif. Pendekatan keterampilan proses terjadi apabila siswa dapat menerapkan dan mengalami apa yang sedang terjadi atau yang dialaminya atau pengalaman sesungguhnya.
Keterampilan proses terdiri dari dua kelompok keterampilan yaitu: keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terintegrasi. Dalam proses pembelajaran, hendaknya kreatifitas yang ada dalam diri siswa dapat dikembangkan seperti keterampilan mengamati, mengkomunikasikan dan menyimpulkan apa yang dilakukannya serta dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
B.     Saran
Para guru hendaknya mempunyai kemauan yang tinggi untuk melaksanakan pendekatan keterampilan proses melalui program pembelajaran yang terencana, menghindari kebiasaan pembelajaran dengan pola duduk, dengar, catat dan hafal. Hendaknya sekolah juga dapat melengkapi alat-alat praktik penyediaan laboratorium yang bersih dan aman sehingga pelaksanaan pendekatan keterampilan proses dapat berjalan lancar.
DAFTAR PUSTAKA


Anonim. 2013. Pendekatan Keterampilan Proses http://blogspot.com (5 Oktober 2013).
Dimyati & Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nurhayati B. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.
Nuryani Y. Rustaman, dkk. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Semiawan, Conny. 1990. Pendekatan Keterampilan Proses; Bagaimana Mengaktifkan Siswa Belajar. Jakarta: Gramedia.
Usman Uzer Moh & Lilis Setiawati. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: Penerbit Remaja Rosdakarya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar