BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Inderawati
(1999: 9) menyatakan, bahwa suatu pembelajaran pada umumnya akan lebih efektif
bila diselenggarakan melalui model-model pembelajaran yang termasuk rumpun
pemrosesan informasi. Dasar dari pemecahan masalah adalah kemampuan untuk
belajar dalam situasi proses berpikir. Dengan demikian hal ini dapat
diimplementasikan bahwa kepada siswa hendaknya diajarkan bagaimana belajar yang
meliputi apa yang diajarkan, bagaiamana hal itu diajarkan, jenis kondisi
belajar, dan memperoleh pandangan baru. Salah satu yang termasuk model
pemrosesan informasi adalah model pembelajaran inkuiri yang akan dijelaskan
dalam makalah ini.
Wina
Sanjaya (2010:196) menerangkan bahwa strategi pembelajaran inkuiri tersebut berangkat
dari asumsi bahwa sejak manusia lahir ke dunia, manusia mempunyai dorongan
untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang keadaan
alam disekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak lahir ke dunia. Sejak
kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal segala sesuatu melalui indera
pengecap, pendengaran, pengelihatan, dan indera-indera lainnya. Hingga dewasa
keingintahuan manusia secara terus-menerus berkembang dengan menggunakan otak
dan pikirannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia akan bermakna (mainingfull)
oleh keingintahuan itu.
Gulo
(2002) menyatakan strategi inkuiri berarti sutu rangkaian kegiatan belajar yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Sasaran utama
kegiatan pembelajaran inkuiri adalah 1) keterlibatan siswa secara maksiamal
dalam proses kegiatan belajar; 2) keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis
pada tujuan pembelajaran; dan 3) mengembangkan sikap percaya pada diri siswa
tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.
Pembelajaran
inkuiri dirancang untuk mengajak siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah
dengan waktu yang relatif singkat. Hasil penelitian Schlenker, dalam Joyce dan
Weil (1992: 198), menunjukkan bahwa latihan inkuiri dapat meningkatkan
pemahaman sains, produktif dalam berpikir kreatif, dan siswa menjadi terampil
dalam memperoleh dan menganalisis informasi. Dewasa ini, tidak dapat dipungkiri
bahwa kesejahteraan masyarakat dan negara bergantung pada sumbangan
kretif dari masyarakat, untuk itu perlulah sikap dan perilaku kreatif
dipupuk sejak dini pada peserta didik yang kelak mampu menghasilkan pengetahuan
baru, yang salah satu caranya ialah dengan startegi pembelajaran inkuiri ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,
maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah strategi pembelajaran inkuiri?
2. Apakah ciri-ciri dari stategi
pembelajaran inkuiri?
3. Apa sajakah jenis-jenis stategi
pembelajaran inkuiri?
4. Apakah yang menjadi tujuan dan sasaran
utama strategi pembelajaran inkuiri?
5. Bagaimana prinsip yang digunakan
dalam strategi pembelajaran inkuiri?
6. Apa sajakah langkah-langkah serta
keunggulan dan kelemahan dalam pembelajaran inkuiri?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk mengetahui:
1. Pengertian strategi pembelajaran
inkuiri
2. Ciri-ciri dari stategi pembelajaran
inkuiri
3. Jenis-jenis stategi pembelajaran
inkuiri
4. Tujuan dan sasaran utama strategi
pembelajaran Inkuiri
5. Prinsip yang digunakan dalam
strategi pembelajaran inkuiri
6. langkah-langkah, keunggulan dan
kelemahan dalam pembelajaran inkuiri
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Strategi
Pembelajaran Inkuiri
Inkuiri adalah strategi pembelajaran yang dikembangkan oleh seorang tokoh
yang bernama Schuman. Schuman meyakini bahwa siswa-siswa merupakan individu
yang penuh dengan rasa ingin tahu akan segala sesuatu. Oleh karena itu,
prosedur ilmiah dapat diajarkan secara langsung oleh mereka. Model ini
bertujuan untuk melatih kemampuan siswa dan meneliti, menjelaskan fenomena, dan
memecahkan masalah secara ilmiah. Dan dengan model ini juga Schuman ingin
meyakinkan pada siswa bahwa ilmu bersifat tentativ dan dinamis, karena itu ilmu
berkembang terus menerus.
Inkuiri yang dalam bahasa Inggris inquiry,
berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Sund, seperti yang dikutip
oleh Suryo Subroto (1993: 193), menyatakan bahwa dicovery merupakan
bagian dari inquiri, atau inkuiri merupakan perluasan proses discovery
yang digunakan lebih mendalam. Gulo (2002) menyatakan strategi inkuiri
berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan siswa untuk mencari
dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka
dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh rasa
percaya diri.
Menurut Wina Sanjaya,
strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis, untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Selanjutnya menurut
Isjoni, inkuiri merupakan suatau strategi atau cara yang digunakan guru untuk
mengajar di depan kelas. Adapun pelaksanaannya dengan: 1) guru membagi
tugas meneliti suatu masalah ke kelas, 2) siswa dibagi menjadi beberapa
kelompok, dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus
dikerjakan, 3) kemudian mereka mempelajari, meneliti atau membahas tugasnya di
dalam kelompok, 4) setelah hasil kerja mereka dalam kelompok didiskusikan,
kemudian dibuat laporan yang tersusun dengan baik, 5) hasil laporan kerja
kelompok kemudian dilaporkan ke sidang pleno, dan terjadilah
diskusi secara luas.
Model inkuiri adalah
cara penyampaian bahan pengajaran dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk
belajar mengembangakan potensi intelektualnya dalam jalinan kegiatan yang
disusunnya sendiri untuk menemukan sesuatu sebagai jawaban yang meyakinkan
terhadap permasalahan yang kepadanya melalui proses pelacakan data dan
informasi serta pemikiran yang logis, kritis dan sistematis.
B. Ciri-ciri dan Sasaran Strategi
Pembelajaran Inkuiri
1. Ciri-ciri Strategi Pembelajaran
Inkuiri
Ada beberapa hal yang
menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri. Wina Sanjaya membaginya
menjadi tiga ciri utama, yakni:
a) Srategi inkuiri menekankan pada
aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya siswa
ditempatkan sebagai subjek belajar.
b) Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa
diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang
dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan rasa percaya diri (self
belief).
c) Tujuan dari penggunaan strategi
pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis,
logis dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari
proses mental.
2. Sasaran Strategi
Pembelajaran Inkuiri
Seperti yang
dijelaskan dari ciri proses pembelajaran inkuiri di atas, Wina Sanjaya menyatakan
bahwa tujuan utama pembelajaran menggunakan strategi inkuiri adalah menolong
siswa untuk dapat mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berpikir
dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa
ingin tahu mereka.
C. Jenis-Jenis Stategi
Pembelajaran Inkuiri
Model pembelajaran Inquiry (inkuiri) terbagi menjadi tiga jenis
berdasarkan besarnya intervensi guru terhadap siswa atau besarnya bimbingan
yang diberikan oleh guru kepada siswanya. Ketiga jenis model pembelajaran
Inquiry (inkuiri) tersebut adalah:
1. Inquiry
Terbimbing (guided inquiry approach)
Model pembelajaran Inquiry (inkuiri) terbimbing yaitu posisi guru
membimbing siswa dengan melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan
mengarahkan pada suatu diskusi. Guru mempunyai peran aktif dalam menentukan
permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya.
2. Inquiry
Bebas (free inquiry approach)
Pada umumnya model pembelajaran Inquiry (inkuiri) ini digunakan bagi
siswa yang telah berpengalaman belajar dengan pendekatan inquiry. Karena dalam
model pembelajaran Inquiry (inkuiri) bebas, menempatkan siswa seolah-olah
bekerja seperti seorang ilmuwan. Siswa diberi kebebasan menentukan permasalahan
untuk diselidiki, menemukan dan menyelesaikan masalah secara mandiri, merancang
prosedur atau langkah-langkah yang diperlukan.
3. Inquiry
Bebas yang Dimodifikasi ( modified free inquiry approach)
Model pembelajaran Inquiry (inkuiri) ini merupakan kolaborasi atau
modifikasi dari dua model pembelajaran Inquiry (inkuiri) sebelumnya, yaitu:
model pembelajaran Inquiry (inkuiri) dan model pembelajaran Inquiry (inkuiri).
Meskipun begitu permasalahan yang akan dijadikan topik untuk diselidiki tetap
diberikan atau mempedomani acuan kurikulum yang telah ada, (Krismanto, 2003:
22).
D. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi
Pembelajaran Inkuiri
Strategi pembelajaran
inkuiri merupakan strategi yang menekankan kepada pengembangan intelektual siswa.
Perkembangan mental (intelektual) itu menurut Piaget dipengaruhi oleh 4 faktor,
yaitu maturation, physical experience, social experience, dan equilibration.
Maturation atau kematangan adalah proses perubahan fisiologis dan anatomis,
yaitu proses pertumbuhan fisik, yang meliputi pertumbuhan tubuh, otak, dan
sistem saraf. Physical experience adalah tindakan-tindakan fisik yang
dilakukan individu terhadap benda-benda yang ada di lingkungan sekitarnya. Social
experience adalah aktivitas dalam berhubungan dengan orang lain. Equilibration
adalah proses penyesuaian antara pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan
baru yang ditemukannya.
Atas dasar
faktor-faktor di atas, maka dalam Strategi pembelajran inkuiri terdapat
beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru. Adapun
prinsip-prinsip tersebut sebagai berikut:
1. Berorientasi pada pengembangan
intelektual
Tujuan utama dari
strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian
strategi pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga
berorientasi kepada proses belajar. Sehingga kriteria keberhasilan dari suatu
proses pembelajaran inkuiri ditentukan oleh sejauh mana siswa beraktivitas
mencari dan menemukan sesuatu.
2. Prinsip interaksi
Pembelajaran
sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar,
tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.
3. Prinsip bertanya
Peran
guru yang harus dilakukan dalam menggunakan strategi pembelajrana inkuiri
adalah sebagai penanya. Oleh karenanya berbagai jenis dan teknik bertanya perlu
dikuasai oleh stiap guru, apakah itu hanya sekedar untuk meminta perhatian
siswa, bertanya untuk melacak, bertanya untuk mengembangkan kemampuan, atau
bertanya untuk menguji.
4. Prinsip belajar untuk berpikir
Belajar
bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah suatu proses
berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi
seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan.
5. Prinsip keterbukaan
Belajar
adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Oleh sebab itu, siswa perlu
diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika
dan nalarnya.
E. Langkah-langkah Strategi
Pembelajaran Inkuiri
Secara umum proses
pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajara inkuiri dapat mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Orientasi
2. Merumuskan masalah
3. Mengajukan hipotesis
4. Mengumpulkan data
5. Menguji hipotesis
6. Merumuskan kesimpulan.
Lebih lanjut
langkah-langkah di atas akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Orientasi
Langkah
orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang
responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar siswa siap melakssiswaan
proses pembelajaran. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan
orientasi ini, yakni:
a) Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil
belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.
b) Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang
harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan
langkah-langkah inkuiri sertatujuan setiap langkah, mulai dari langkah
merumuskan masalah samapai dengan kesimpulan.
c) Menjelaskan pentingnya topik dan
kegiatan belajar, guna memberikan motivasi pada siswa.
2. Merumuskan masalah
Merumuskan
masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung
tea-teki. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah, di
antaranya:
a) Masalah hendaknya dirumuskan sendiri
oleh siswa.
b) Masalah yang dikaji adalah masalah yang
mengandung teka-teki yang jawabannya pasti. Artinya guru perlu mendorong agar
siswa dapat merumuskan masalah yang menurut guru sudah ada, tinggal siswa
mencari dan mendapatkan jawabannya secara pasti.
c) Konsep-konsep dalam masalah adalah
konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh siswa.
3. Merumuskan hipotesis
Hipotesis
adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai
jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Setiap siswa pada
dasarnya telah memiliki potensi atau kemampuan berpikir sejak ia lahir.
Potensi berpikir tersebut dimulai dari kemampuan setiap individu untuk
menebak atau mengira-ngira (berhipotesis) dari suatu permasalahan. Salah satu
cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak
(berhipotesis) pada setiap siswa adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan
yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau
dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan
yang dikaji.
4. Mengumpulkan Data
Mengumpulkan
data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji
hipotesis yang dilakukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan
data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan
intelektual. Proses mengumpulkan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat
dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan
potensi berpikirnya. Oleh sebab itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini
adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk
berpikir mencari informasi yang dibutuhkan. Trianto dalam bukunya menjelaskan
bahwa data yang dihasilkan dapat berupa tabel, matrik atau grafik.
5. Menguji Hipotesis
Menguji
hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan
data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Faktor penting
dalam menguji hipotesis adalah pemikiran ‘benar’ atau ‘salah’. Setelah
memperoleh kesimpulan dari data percobaan, siswa dapat menguji hipotesis yang telah
dirumuskan. Bila ternyata hipotesis iyu slaha atau ditolak, siswa dapat
menjelaskan sesuai dengan proses inkuiri yang telah dilakukannya (Trianto;
2007).
6. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan
kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan
hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru
mampu menunjukkan pada siswa data mana yang akurat.
F. Keunggulan dan Kelemahan
Strategi Pembelajaran Inkuiri
1. Keunggulan
Strategi pebelajaran inkuiri adalah strategi pembelajaran yang banyak
dianjurkan karena strategi ini banyak memiliki keunggulan, diantaranya:
a) Strategi
pembelajaran inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada
pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga
pembelajaran melalui strategi ini lebih bermakna.
b) Strategi
pembelajaran inkuiri dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar
yang sesuai dengan gaya belajar mereka.
c) Strategi
pembelajaran inkuiri merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan
perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses
perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
d) Dapat
melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata. Artinya,
siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa
yang lemah dalam belajar.
Adapun keuntungan penggunaan strategi pembelajaran inkuiri menurut
Slameto, diantaranya sebagai berikut:
a) Siswa menjadi
lebih aktif
b) Dapat
meningkatkan kemampuan intelektual siswa
c) Meningkatkan
kadar penghayatan kadar penghayatan cara berfikir dan cara hidup yang tepat
dalam berbagai situasi nyata.
Adapun keuntungan penggunaan strategi pembelajaran inkuiri menurut
Isjoni, diantaranya sebagai berikut:
a) Dapat
membentuk dan mengembangkan “self consept” pada diri siswa, sehingga
siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
b) Membantu
dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru
c) Mendorong
siswa berfikiran dan bekerja atas inisiatif sendiri, bersifat objektif jujur,
dan terbuka
d) Mendorong
siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri
e) Memberi
kepuasan bersifat intristik
f) Proses
belajar menjadi lebih merangsang
g) Memberi
kebebasan siswa untuk berpikir sendiri
h) Guru dapat
menghindari siswa dari cara-cara belajar yang tradisional
i)
Dapat memberikan waktu pada siswa
secukupnya sehingga mereka dapat mengasismilasi dan mengakomodasi informasi.
2. Kelemahan
Disamping keunggulan, strategi pembelajaran inkuiri menurut Wina Sanjaya,
juga mempunyai kelemahan, diantaranya:
a) Strategi ini
sulit dalam merencanakan pembelajaran karena terbentur kebiasaan siswa dalam
belajar.
b) Kadang dalam
mengiplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga guru sulit
menyesuaikan dengan waktu yang telah ditentukan.
c) Selama
kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi
pelajaran, maka strategi pembelajaran inkuiri akan sulit diimplementasikan
setiap guru.
d) Tidak dapat
diterapkan efektif pada semua tingkatan kelas
e) Memerlukan
banyak waktu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas,
maka kami menarik beberapa kesimpulan sebagai penutup dari makalah ini yakni:
1. Inkuiri
adalah model pembelajaran yang dikembangkan oleh seorang tokoh yang bernama Schuman.
Schuman meyakini bahwa siswa-siswa merupakan individu yang penuh dengan rasa
ingin tahu akan segala sesuatu. Strategi inkuiri berarti suatu rangkaian
kegiatan belajar yang melibatkan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara
sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri
penemuannya dengan penuh rasa percaya diri.
2. Ada tiga ciri utama dari strategi
pembelajaran inkuiri, yakni: Srategi inkuiri menekankan pada aktivitas siswa
secara maksimal untuk mencari dan menemukan, Seluruh aktivitas yang dilakukan
siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang
dipertanyakan, dan tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah
mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis, atau
mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.
3. Tujuan utama pembelajaran menggunakan
strategi inkuiri adalah menolong siswa untuk dapat mengembangkan disiplin
intelektual dan keterampilan berpikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan
dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka.
4. Dalam strategi pembelajran inkuiri
terdapat terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru.
Adapun prinsip-prinsip tersebut meliputi: prinsip berorientasi pada
pengembangan intelektual, prinsip interaksi, prinsip bertanya, prinsip belajar
untuk berpikir, prinsip keterbukaan.
5. Secara umum proses pembelajaran dengan
menggunakan strategi pembelajaran inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut yakni: orientasi, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis,
mengumpulkan data, menguji hipotesis, merumuskan kesimpulan.
B. Saran
Dari
uraian dan kesimpulan di atas, maka yang dapat kami sarankan dalam makalah ini
adalah:
1. Untuk melakukan suatu kegiatan dalam
proses pembelajaran agar dengan tepat guna dan sesuai dengan tujuan dan sasaran
(hasil) maka sebaiknya perlu digunakan strategi, model atau metode pembelajaran
yang sesuai dengan materi, situasi maupun kondisi seerta sarana prasaranan
pendukung dalam pembelajaran agar proses tersebut dapat tercapai dengan baik.
2. Guru agar tidak hanya dituntut untuk
menggunakan sebuah strategi, model atapun metode yang harus digunakan namum
guru pun harus melihat inteligensi para siswa yang diajarnya sehingga tidak
terjadi pengkabirian kehendak dan kualitas sserta keunikan dalam diri siswa
untuk belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Hamzah B. Uno, 2008. Model Pembelajaran
Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Efektif dan Dinamis. Jakarata: Bumi
aksara
Isjoni, dkk, 2007. Pembelajaran Visioner:
Perpaduan Indonesia-Malaysia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Krismanto, 2003. Beberapa
Teknik, Model dan Strategi dalam Pembelajaran. Yogyakarta.
Slameto, 1991. Proses Belajar Mengajar
Dalam sistem Kredit Semester SKS. Jakarta: Bumi Aksara.
Trianto, 2007. Model-model Pembelajaran
inovatif berorientasi konstruktivis. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Wina, Sanjaya, 2010. Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
👍👍👍👍
BalasHapus